Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium
Diphtheriae. Difteri mudah menular,
menyerang terutama saluran napas bagian atas, dengan gejala demam
tinggi,
pembengkakan amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor
yang makin
lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat
merusak
otot jantung, berakibat gagal jantung. Penularan bakteri difteri
umumnya
melalui
udara (batuk/bersin). Selain itu, bakteri difteri dapat
menular melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi.
Penyakit pertusis atau batuk rejan atau
“Batuk Seratus Hari“ disebabkan bakteri Bordetella Pertussis. Gejala
pertusis khas yaitu batuk
terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan
muntah
kadang-kadang bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri tarikan napas
panjang dan
dalam dan berbunyi melengking.
Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi
sistem urat saraf dan otot.
Gejala tetanus diawali
dengan kejang
otot rahang (trismus atau kejang mulut), pembengkakan, rasa sakit dan
kejang di otot leher, bahu atau
punggung.
Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha.
Neonatal tetanus umum
terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi
baru
lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril,
terutama jika
tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus menyebabkan kematian bayi
dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara
maju,
dimana kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju, tingkat
kematian akibat neonatal tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi
dari ibu kepada
jabang
bayinya juga mencegah neonatal
tetanus.
Infeksi
tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin
tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area
sekitar luka dan dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang
belakang,
sehingga terjadi gangguan urat saraf, terutama
saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena
luka terpotong, terbakar, aborsi, narkoba (misalnya memakai silet
untuk
memasukkan obat ke dalam kulit) maupun frostbite. Walaupun luka kecil
bukan
berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang
lalai,
padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempat bakteri
tetanus berkembang biak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar